MenurutAri, mahasiswa pada dasarnya hanya ingin didengar oleh orang. "Terkadang dengan kita menjadi pendengar si mahasiswa yang sedang melakukan konseling bisa Dengancara ini, diharapkan dosen maupun pihak jurusan atau fakultas dapat membantu permasalahanmu dan mencarikan solusinya. 2. Menceritakan Masalah. Tips kedua, MensosRisma tantang mahasiswa Polteksos cari solusi masalah sosial (Foto: Dokumentasi Kemensos) sendiri secara langsung permasalahan sosial yang ada dan kemudian carikan solusinya," ujar Mahasiswasendiri diharapkan akan berperan sebagai agent of change, social controler,serta moral force, yang tentunya diharapkan dapat menganalisa masalah, perubahan perilaku serta menemukan solusinya di masyarakat. Pengembangan diri untuk mencapai peran mahasiswa yangdiharapkan dapat diwujudkan dalam metode mengikuti berbagai macam organisasi. PENDIDIKANDI INDONESIA : MASALAH DAN SOLUSINYA Contributed by Redaksi Saturday, 06 May 2006 Last Updated Saturday, 06 May 2006 PENDIDIKAN DI INDONESIA : MASALAH DAN SOLUSINYA * OLEH : M. SHIDDIQ AL-JAWI** 1. Pengantar Kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) Sepertisebuah pohon, akar masalah dapat bercabang dan membuat solusi atas sebuah permasalahn menjadi kompleks. Proses pemecahan masalah membutuhkan waktu yang terkadang tidak sebentar untuk benar-benar mendapatkankan solusinya. Mengembangkan sebuah tim yang fokus dalam pemecahan masalah juga dapat membantu mempercepat E CIRI-CIRI MASALAH YANG BAIK Pemilihan atau penetapan masalah yang dikatakan baik dalam penelitian perlu menjadi pertimbangan peneliti. Masalah dapat dikatakan baik jika memiliki: 1. Kontribusi Salah satu ciri masalah yang baik adalah dapat memberi kontribusi kepada beberapa aspek, antara lain: a. pengembangan teori baru b. PengertianProblem Solving, Proses dan Contohnya. Maret 4, 2022. Problem solving adalah salah satu poin yang wajib dimengerti di dalam perusahaan atau organisasi. Di mana keberadaan berbagai macam individu pada beragam divisi, sehingga konflik dan masalah dapat muncul kapan aja. Problem solving menjadi metode yang membantu seseorang mengerti Yuksekarang kita lihat praktek online learning di beberapa negara saat wabah COVID-19 ini. Langkah yang diambil negara tetangga kita Singapura ternyata tidak dengan meliburkan sekolah atau universitas mereka.. Para siswa sekolah dasar, SMP/SMA dan mahasiswa perguruan tinggi tetap melakukan pembelajaran secara normal. Jenismasalah Pada Printer LaserJet dan Solusinya. Printer bertipe laserjet atau toner mungkin tidak terlalu banyak digunakan oleh beberapa orang seperti mahasiswa contohnya. Untuk printer jenis ini memang di design untuk digunakan pada lingkungan dengan beban kerja yang cukup berat. Printer laserjet banyak digunakan di pabrik atau perusahaan 9YqFV. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Mahasiswa merupakan tingkat pendidikan yang diidam-idamkan, namun setelah menjadi mahasiwa bukan berarti tidak pernah mengalami sebuah masalah. Menjadi seorang mahasiswa tidak mudah karna terdapat tantangan dan masalah yang akan muncul dalam dunia perkuliahan, diantaranya Masalah KeuanganMasalah ini kerap menjadi masalah pada mahasiwa, seperti kehabisan uang saku, umumnya masalah keuangan pada mahasiswa merupakan faktor penghambat bagi mahasiswa ketika berkegiatan ataupun kuliah, karena mereka membutuhkan transportasi, membutuhkan makan dan hal lainya. Agar kita tidak terjebak dalam permasalahan utama ini, maka kita harus benar-benar bisa membagi finansial dengan baik. Caranya mahasiswa tidak berfoya-foya dengan membeli barang yang tidak penting, dan membeli makanan atau minuman yang berlebih, jangan sampai boros dalam menempuh masa Waktu Bagi mahasiswa yang memiliki berbagaimacam kesibukan seperti mengikuti organisasi atau mengikuti beberapa kegiatan, tidak jarang mengatur waktu menjadi masalah tersendiri bagi mahasiswa. Akibat tidak bisa memprioritaskan antara waktu kuliah dengan kegiatan lainnya, maka sebab itu banyak hal yang harus dikorbannya. Dalam permsalahan ini kerap mahasiswa alfa dalam mata kuliahnya atau juga tidak aktif dalam kegitannya karna faktor kesulitan membagi waktu. Agar tidak terjebak dalam permasalahan ini perlunya seorang mahasiwa untuk membuat skala prioritas, seorang mahasiswa harus bisa membuat urgensi dalam masalah waktu, karna memang waktu adalah hal yang sangat berharga , sehingganya jangan sampai menjadi mahasiswa yang tidak kompeten. Tugas yang Menumpuk dan DeadlineDunia perkuliahan merupakan latihan menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya, dimulai dari tugas dosen dan tantangan deadline tugas yang sebenarnya bisa melatih kita untuk membiasakan untuk siap menghadapi dunia pekerjaan. Namun tidak sedikut mahasiswa yang emosi dengan tugas-tugas yang menumpuk serta deadline yang cepat, hal ini dapat pula mempengaruhi emosional bahkan depresi terhadap mahasiswa. Hal ini pula yang dapat menggangu kesehatan mental pada mahasiswa tersendiri, disebabkan dengan mengejar tugas-tugas yang deadline, merekapun merelakan jarang makan yang dalam hal ini dapat membuat tubuh menjadi lemah dan dapat menyebabkan sakit. Mahasiswa perlu menggerahkan sifat yang kuat untuk mencapai suatu tujuan, setiap permasalahan atau konflik yang muncul yang bisa saja membuat mahasiswa depresi, agar jauh dari hal negatif tersebut brandinglah diri kita sebagai orang yang baik, menjalani aktifitas dengan baik, kemudian jika terdapat masalah cobalah untuk tidak mementingkan ego sendiri, tumbuhkan sifat bersyukur dan sabar. Hal-hal ini dapat mencegah kita dalam hidup dalam dunia perkuliahan yang berpengaruh negatif. Lihat Pendidikan Selengkapnya Ilustrasi masalah kuliah online yang dihadapi mahasiswa. Foto Getty Images/Igor Alecsander Jakarta - Metode perkuliahan dengan berbasis web dan seminar webinar, atau biasa disebut kuliah secara online kini diterapkan seluruh kampus di tanah air seiring dengan adanya pandemi Corona. Kuliah daring yang memanfaatkan kecanggihan teknologi ternyata menemui berbagai hambatan. Para mahasiswa mengungkapkan keluh-kesahnya selama menjalani kuliah online."Kuliah online bukannya nilai makin bagus, malah makin ***. Kuota abis, ilmu ga dapet, tugas numpuk, begadang tiap hari tp nilai kek setan," unggahnya pada Senin 22/6/2020.Tweet mahasiswa bernama Amanda itu disambut meriah mahasiswa lainnya yang bernasib serupa. Hingga kini tweet tersebut sudah di-retweet lebih dari kali dan diserbu lebih dari komentar. Merangkum curhatan para mahasiswa yang diwawancara Wolipop, berikut tujuh masalah kuliah online1. Komunikasi dosen dan mahasiswaKuliah online menyebabkan komunikasi antara mahasiswa dan dosen mengalami kendala teknis. Hal ini dialami Amanda, salah satu mahasiswa di Padang, Sumatera Barat."Hambatan dalam kuliah online sih salah satunya itu komunikasi dan hubungan antara dosen dan mahasiswa rada sulit. Semua dosen selalu berpendapat dan merasa kalau semua tugas bisa dipahami dengan mudah," ujar yang sama diungkapkan Intan Khairani Afifah, mahasiswi asal Yogyakarta yang kuliah di jurusan pendidikan bahasa Jerma. Ia mengaku selama kuliah online mendapatkan sedikit ilmu atau materi yang diberikan oleh dosen."Selama kuliah online ini sedikit banget ilmu dari perkuliahan dosen yang benar-benar masuk gitu. Karena banyak dari mereka yang nggak jelasin apa-apa. Bahkan ada dosen yang nggak pernah mengajar selama online class terus tiba-tiba aja UAS gitu. Jadi aku ngimbanginnnya belajar mandiri lebih rajin lagi daripada kelas offline. Apalagi aku kan jurusan bahasa Jerman dan ada mata kuliah speaking gitu kan. Nah, susah deh tuh interaksinya soalnya beda jam juga kan sama dosennya yang di Jerman," tuturnya Susah sinyalPermasalahan sinyal kerap dihadapi rekan-rekan Amanda. Apalagi dirinya dan teman-temannya notabene tinggal bukan di kota besar seperti Jakarta."Bukan aku si karena di rumahku sinyalnya lumayan bagus. Tapi buat teman-temanku yang tinggal di desa kasihan. Mereka bisa ketinggalan kuliah dan ambil absen tiap pagi karena harus cari tower dulu. Dosen kadang pake aplikasi Zoom yang butuh sinyal kuat, tapi dosen tidak menyadari kalau semua orang nggak bisa akses itu dengan mudah. Kasarnya sih dosen-dosen nggak pengertian," kisah Amanda saat dihubungi oleh Wolipop, Selasa 23/6/2020.Permasalahan sinyal pun dialami mahasiswa yang tinggal di kota besar seperti penuturan Amir Hafizh Islami atau biasa disapa Hafiz. Mahasiswa yang kuliah di Universitas Gunadarma, Depok jurusan psikologi itu mengatakan jika koneksi sering buffering karena banyaknya mahasiswa,"Koneksinya kadang buffering soalnya 1 kelas bisa 25 orangan saat kuliah online."Curhat soal sinyal juga diungkapkan Rahma Nur Faizah, atau biasa dipanggil Rahma yang kuliah di salah satu sekolah tinggi bahasa di Bekasi. "Ketika dosen menerangkan materi suaranya jadi hilang hilangan kalau koneksinya lagi lambat. Nah kalau sudah kaya gitu murid jadi susah menangkap apa yang dosen terangkan," kata mahasiswi jurusan Sastra Inggris jauh berbeda, Intan Khairani Afifah, mahasiswa jurusan pendidikan bahasa Jerman di Universitas Negri Yogyakarta UNY juga menyampaikan hal serupa. "Wifi rumah suka lemot. Apalagi pas awal-awal sebelum dapet subsidi kuota dari kampus," ujar masalah kuliah online. Foto Getty Images/wundervisuals3. Mata kuliah yang saling bentrokKomunikasi yang tidak lancar antara dosen dan mahasiswa, bisa menimbulkan beberapa masalah seperti jadwal mata kuliah yang jadi tak beraturan dan waktu perkuliahan yang tak sesuai jadwal. Seperti pengalaman Ferdy, mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang."Jadwal mata kuliah nggak sesuai bahkan sering tabrakan. Kan sehari ada 2-3 mata kuliah, nah kadang dosen suka mulai perkuliahan nggak sesuai jadwal, ngaret jadi nabrak ke jadwal mata kuliah yang lain," ucapnya saat wawancara dengan Wolipop lewat Whatsapp, Rabu 24/6/2020.4. Semangat belajar menurunKuliah daring yang mewajibkan para peserta didik untuk kuliah dirumahaja, menimbulkan rasa jenuh. Seperti yang dirasakan oleh Rahma Nur Faizah, atau biasa disapa Rahma, mahasiswi jurusan Sastra Inggris salah satu kampus bahasa di kalo di rumah aja beda pasti vibesnya sama di kampus. Dan kalau aku biasanya di kelas prakteknya pake bahasa Inggris jadi terlatih. Nah, pas kuliah online jadi terhambat karena sudah lama nggak ngobrol pakai bahasa Inggris di kelas," jelasnya saat dihubungi oleh Wolipop, Jumat 26/6/2020.Rasa jenuh juga dirasakan Julian, mahasiswa jurusan keperawatan di salah satu universitas di Solo. Julian merasa seharusnya dosen bisa menggunakan metode yang lebih menarik saat memberikan mata kuliah secara online."Pastinya banyak sekali metode pembelajaran yang lebih menarik dan interaktif yang bisa dilakukan, tapi nyatanya hampir semua dosen lebih memilih metode yang hanya menurut mereka mudah dan tidak menguras tenaga," Tertinggal materi perkuliahanSelain semangat belajar yang menurun, Julian juga menuturkan dia dan rekan-rekannya kerap tertinggal mata kuliah karena terbentur koneksi internet. Dan dosen atau pihak kampus tak memberikan mereka alternatif lainnya."Beberapa mahasiswa terkendala dengan jaringan tapi dari dosen tidak diberikan alternatif lain untuk mencover kendala tersebut, seperti diberikan e-book, video, konsul personal via WhatsApp, atau kata Julian, jika dia ketinggalan materi maka akan menjadi tanggung jawab dan urusannya sendiri. Si mahasiswa yang harus mencari materi perkuliahan yang tertinggal Metode mengajar dosenIntan Khairani Afifah mengatakan dosen mempunyai bermacam-macam metode dalam kuliah online. Hal ini membuat dia dan teman-temannya harus cepat beradaptasi dengan metode yang berbeda-beda itu."Jadi selama kuliah online itu dosen macem-macem metodenya. Ada yang cuma diskusi di WhatsApp Group atau di Hangout, ada juga yang cuma ngasih tugas via Google Classroom aja. Terus awal-awal online class itu banyak mata kuliah yang nyoba lewat Zoom, tapi ternyata kurang efektif. Soalnya kehalang sama jaringan dan mahasiswanya yang pada diem-diem aja gitu selama kuliah. Malahan ada yang sengaja join absen terus keluar gitu aja. Ya sebenernya enak sih bisa belajar sambil nyantai. Tapi banyakan mahasiswanya jadi ngegampangin kuliah gitu loh," ujarnya Belajar jadi kurang efektifKendala berikutnya yang dirasakan oleh para mahasiswa adalah mereka merasa kuliah online kurang efektif karena tak saling bertatap muka secara langsung. Hal ini diungkapkan oleh Rahma."Penyampaian materinya agak terganggu kalau koneksi internetnya lagi nggak stabil jadi kita sebagai murid nangkepnya nggak maksimal. Contohnya aku dari jurusan Sastra Inggris ada mata kuliah listening, nah biasanya di kelas itu diperdengarkan audionya secara langsung. Nah sekarang audionya yang dishare suka nge-lag dan jadi ganggu banget," bagi kamu para mahasiswa, mana dari tujuh masalah kuliah online di atas yang kamu alami? Simak Video "Kerennya Aksi TIFAL, Band Mahasiswa Berkebutuhan Khusus" [GambasVideo 20detik] gaf/eny 3. Gangguan makan Berbagai gangguan makan, seperti anoreksia, bulimia, dan binge eating makan tak terkendali adalah masalah kesehatan mental yang umum terjadi pada anak kuliah. Umumnya, mereka stres karena serangkaian tugas yang menumpuk dan tinggal jauh dari orangtua. 4. Menyakiti diri sendiri Perilaku menyakiti dan melukai diri sendiri di beberapa bagian tubuh yang tidak terlihat sering kali terjadi sebagai respons terhadap stres dan tekanan yang luar biasa besarnya. Hal itu diperkuat dengan sebuah survei yang dilakukan oleh para peneliti Cornell dan Universitas Princeton yang menemukan bahwa sekitar 20% mahasiswi dan 14% mahasiswa telah melakukan perilaku menyakiti diri sendiri. 5. Penyalahgunaan narkoba dan alkohol Masalah mahasiswa lainnya yang kerap ditemui, yakni penyalahgunaan narkoba dan alkohol. Hal ini menjadi masalah utama yang pada akhirnya berkontribusi pada kecelakaan dan pelecehan seksual di kalangan mahasiswa. 6. Insomnia Meskipun bukan tergolong penyakit mental, insomnia atau gangguan tidur pada remaja bisa menjadi salah satu gejala dari berbagai masalah mental pada mahasiswa. Insomnia juga bisa menjadi masalah fisik yang serius jika dilakukan terus-menerus. 7. ADHD Attention deficit hyperactivity disorder ADHD adalah gangguan yang terjadi pada otak dan dapat mengganggu fungsi dan perkembangan otak. Nah, kondisi ini bisa dipicu oleh tuntutan dan tekanan selama kuliah, sehingga gejala ADHD pada remaja akan semakin sulit dikendalikan. Bagaimana cara mengatasi masalah yang dialami mahasiswa? Semakin bertambah dewasa, maka semakin bertambah pula permasalahan hidup. Banyaknya tuntutan dan tingginya target pencapaian sering dijadikan alasan gangguan kesehatan pada mahasiswa. Sebagai antisipasi, berikut ini cara mengatasi gangguan mental pada mahasiswa yang dilansir dari laman Birmingham City School of Health Sciences. 1. Ajak teman untuk ngobrol Terkadang, tekanan akademis bisa sangat berat untuk ditangani, sehingga sangat wajar bila merasa stres. Jika Anda yang mahasiswa merasa cemas atau stres, jangan menyimpannya untuk diri sendiri. Bicaralah dengan seseorang, baik itu teman, anggota keluarga, atau dosen di kampus. Ingatlah, akan selalu ada cara untuk membantu Anda merasa lebih baik dalam mengatasi masalah apa pun. 2. Rutin olahraga Tetap aktif dengan melakukan olahraga ringan selama 20 menit dalam sehari menjadi kunci untuk membantu mengatasi stres atau depresi karena kuliah. Endorfin yang dilepaskan selama berolahraga terbukti secara klinis membantu Anda merasa bahagia, tidur lebih nyenyak, dan bisa lebih berkonsentrasi. 3. Luangkan waktu untuk me time Cobalah untuk menghilangkan tekanan dan melakukan sesuatu yang Anda sukai atau me time untuk mengalihkan pikiran Anda dari berbagai hal. Misalnya, menonton film, menggambar atau mendengarkan musik. Selain itu, meditasi juga menjadi cara yang bagus untuk menenangkan pikiran Anda. 4. Tentukan tujuan untuk diri sendiri Masalah kesehatan mahasiswa dapat membuat tugas kecil tampak sulit dan mustahil dikerjakan. Jadi, jangan mencoba dan memaksakan diri terlalu keras. Mulailah untuk membuat daftar tugas yang dapat Anda capai dan realistis, tidak peduli seberapa kecil tugas itu. Misalnya, sekadar merapikan kamar atau menulis paragraf esai. 5. Istirahat yang cukup Terapkan pola tidur yang teratur. Pasalnya, pola tidur yang teratur lebih bermanfaat daripada menghabiskan waktu tidur lebih banyak. Jadi, cobalah untuk tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari. Jika Anda kesulitan untuk menerapkannya, cobalah mendengarkan sesuatu yang menenangkan dan membuat Anda tidur lebih cepat. Apa yang harus orangtua lakukan? Dalam hal ini, peran orangtua atau pengajar sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan mental dan akademik mahasiswa. Di bawah ini, terdapat beberapa tips untuk membantu mengatasi masalah mahasiswa yang bisa Anda terapkan. 1. Persiapkan mental anak Anda untuk hal yang tak terduga Sebuah survei dari National Alliance on Mental Illness pada mahasiswa menemukan fakta bahwa 27% dari semua responden hidup dengan depresi, 24% dengan gangguan bipolar, dan 11% dengan kecemasan. Oleh karena itu, orangtua perlu berbicara dengan anak-anaknya tentang kesehatan mental. Orangtua harus memberi tahu anaknya bahwa mereka tidak berjuang sendirian. 2. Menjaga komunikasi Menjaga jalur komunikasi tetap terbuka sangat penting. Ini akan membantu anak Anda merasa nyaman, sehingga dapat membicarakan apa pun tanpa takut dihakimi. Sangat penting bagi orangtua untuk meluangkan waktu untuk menelepon anak-anaknya yang sedang berkuliah. Terlebih lagi ketika anaknya harus merantau jauh dari orangtua. Sebisa mungkin, jangan batasi komunikasi hanya secara virtual. Usahakan untuk bertemu langsung agar dapat membantu menyelesaikan masalah yang dialami oleh mahasiswa. 3. Mendorong untuk menerapkan gaya hidup sehat Pentingnya diet yang sehat, tidur yang cukup, dan olahraga teratur untuk kesehatan mental secara menyeluruh. Hal ini memang tak mudah dilakukan, terlebih saat harus tinggal sendiri dan jauh dari orangtua. Kendati begitu, jangan coba untuk menceramahinya. Justru, tanyakan kondisi mereka ketika bisa makan secara teratur dan bangun pada waktu yang sama setiap pagi. Hal ini akan membantu menstabilkan emosinya. 4. Beri ruang untuk mengakui kesalahan Kesempurnaan bukanlah tujuan yang harus dicapai. Penting untuk memberi tahu anak Anda bahwa Anda mendukung mereka apa pun yang terjadi. Kesalahan adalah bagian hidup yang tak terhindarkan dan anak Anda bisa belajar darinya. IPK yang sempurna tidak sepadan jika itu mengorbankan kesejahteraan emosional anak Anda. 5. Menemui dokter Semua mahasiswa, terutama mereka yang sedang mengalami gejala gangguan kesehatan mental, harus memiliki rencana untuk berjaga-jaga jika keadaan menjadi rumit dan sulit untuk ditangani. Buat janji dengan pusat kesehatan mental di kampus untuk menentukan layanan apa yang tersedia. Jika anak Anda sudah berada di bawah perawatan psikiater atau psikolog, pastikan bahwa mereka dapat melanjutkan perawatan itu saat berada di luar sekolah. Memiliki rencana yang matang akan memudahkan anak Anda mendapatkan layanan kesehatan mental jika diperlukan. Kesimpulan Masalah kesehatan mental pada remaja kerap kali muncul ketika memasuki masa perkuliahan dan sering menjadi masa yang paling sulit. Meski demikian, peran orangtua juga tidak kalah penting untuk membantu mengatasi masalah pada mahasiswa.