JAKARTA Khutbah Jum'at tentang Ilmu bisa menjadi pedoman bagi umat Islam untuk terus belajar dalam mengarungi hidup di dunia yang fana ini.. Islam sangat menekankan umatnya untuk menuntut ilmu guna menggali segala hal yang ada di dunia. Kehidupan manusia yang terus berkembang hingga menjadi lebih pesat memang tidak lepas dari peran ilmu pengetahuan dan teknologi. Bacajuga: Khutbah Jumat: Hak Hidup Bertetangga Berbicara tentang emansipasi, jika dilihat dari segi etimologi, pada Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa definisi Emansipasi adalah (1) Pembebasan dari perbudakan; (2) Persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat (seperti persamaan hak kaum wanita dengan kaum pria) : Kartini Berikutini merupakan naskah khutbah jumat singkat mengenai keutamaan memberikan maaf kepada orang lain. Teks Khutbah Jumat Edisi Bulan Agustus tentang Hakikat Kemerdekaan, Cocok Disampaikan Menyambut HUT RI ke 77 Kamis, 4 Agustus 2022 | 16:55 WIB Inilah Makhluk Terakhir yang Hidup di Hari Kiamat, Cara Matinya Lebih Mengerikan Kamis, 4 KhutbahJumat Singkat 2021. Setiap orang yang ada di dunia pasti ingin hidupnya bahagia, definisi bahagia kalau kita lihat di KBBI yakni keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan) baik di dunia maupun di akhirat. Bahagia juga bisa diartikan dengan keberuntungan seseorang. Telahkami sampaikan berita dari Allah tentang kematian yang pasti datang, dan Pembalasan pada hari kiamat yang siap menghadang. Lantas, siapakah yang akan meraih keberuntungan dan kesuksesan pada hari pembalasan nanti? Khutbah Jum'at Hakikat Hidup Sukses; Khutbah Jum'at Mensyukuri Ni'mat Allah SWT, Khutbah Jum'at Tiga Amalan Kebaikan; Adayang sifatnya sunnah dan ada pula yang wajib. Dan apa yang kita lakukan hari ini, yakni shalat Jum'at, merupakan ibadah mingguan dan hukumnya wajib. Setiap orang Islam, yang laki-laki, merdeka, berakal, baligh, bermukim, serta tak memiliki udzur sya'i, wajib melaksanakannya. Perintah untuk melaksanakan shalat Jum'at ini secara tegas KhutbahJum'at tentang hakikat kenapa keluarga Ibrahim disebut dalam shalat bersanding dengan disalawat kan nya nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Pujian dan rasa syukur semoga senantiasa mengiringi perjalanan hidup kita, Karena salah satu sumber kebahagiaan adalah memperbanyak kesyukuran kepada Allah SWT. JAKARTA Khutbah Jumat renungan hidup untuk sholat Jumat berikut ini membahas tentang sikap bijak menghadapi musibah. Tiap manusia pasti diberikan cobaan dalam hidupnya. Hal itu untuk menguji kesabaran hati dan keimanan seseorang. وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ Berikut ini teks khutbah Jumat menyambut HUT RI ke 77 yang membahas tentang bagaimana cara mensyukuri kemerdekaan. Setiap 17 Agustus selalu diperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia dan tahun 2022 ini merupakan HUT RI ke 77. Sebagai masyarakat yang tak ikut berjuang melawan penjajah, tentu kita patut bersyukur dan KhutbahPertama. Khutbah Kedua. Contoh Khutbah Jum'at Singkat Pilihan. Contoh Khutbah Jum'at Singkat Bulan Rajab. Keutamaan bulan Rajab. Amalan Bulan Rajab. Meninggalkan Maksiat. Khutbah Jum'at Tentang Kematian. Hakikat Kematian. xyJOlG. Khutbah Jumat Singkat Ilmu Meraih Keberkahan Hidup Pemateri Nofriyanto, * Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan اَلْحَمْدُ لِلهِ الغَفٌوْرِ التَّوَّابِ، اَلْكَرِيْمِ الْوَهَّابِ؛ خَلَقَ الْخَلْقَ وَدَبَّرَهُمْ، وَكَفَلَ أَقْوَاتَهُمْ وَأَرْزَاقَهُمْ، نَحْمَدُهُ عَلَى مَا أَعْطَى، وَنَشْكُرُهُ عَلَى مَا أَوْلَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ؛ تَبَارَكَ اسْمُهُ، وَتَعَالَى جَدُّهُ، وَلَا إِلَهَ غَيْرُهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛ بَعَثَهُ اللهُ تَعَالَى بِالدِّيْنِ الْمُبَارَكِ الَّذِيْ عَمَّتْ بَرَكَتُهُ الْأَرْضَ جَمِيْعًا، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَتْبَاعِهِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ فَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى الله؛ فَجُمَّاعُ الْخَيْرِ فِيْ ظِلَالِهَا، وأُسُّ السَّعَادَةِ فَيْ تَحْقَيْقَهَا، وَطَرِيْقُ الْجَنَانِ يَمُرُ عَبُرَ تَمَثُّلِ مَدْلُوْلِهَا، قَالَ اللهَ تَعَالَى يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. جَعَلَ اللهُ الْأَرْضَ مُسْتَقِرًّا لِحَيَاةِ الْعِبَادِ، وَبَارَكَ فِيْهَا، قَالَ تَعَالَى وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ. اِصْطَفَى اللهُ أَنْبِيَاءَهُ، وَأَنْعَمَ عَلَيْهِمْ بِالْبَرَكَةِ فِيْ حَيَاتِهِمْ وَأَعْمَالِهِمْ، قَالَ تَعَالَى عَنْ نُوْح -عَلَيْهِ السَّلَامِ- قِيلَ يَا نُوحُ اهْبِطْ بِسَلَامٍ مِنَّا وَبَرَكَاتٍ عَلَيْكَ وَعَلَى أُمَمٍ مِمَّنْ مَعَكَ. وَقَالَ عَنْ عِيْسَى عَلَيْهِ السَّلَام وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ. Hadirin Kaum Muslimin sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah Sesuai asal katanya, berkah dalam bahasa Arab berasal dari kata al-Barakatu yang artinya tumbuh, bertambah, dan melimpahnya kebaikan serta terus-menerus. Artinya, jika sesuatu itu diberkahi, meskipun ia sedikit, akan tetap terasa banyak; jika kecil tetap terasa besar, jika telah banyak justru bertambah dan melimpah manfaat dan faedahnya. Itulah arti berkah. Barometer Keberkahan Hidup Bukanlah Harta Adapun keberkahan hidup itu banyak bentuk dan macamnya. Bisa di dalam raga, harta, waktu, keluarga, dan juga anak keturunan, bahkan ilmu. Karena, keberkahan hidup merupakan karunia Ilahi, maka ia tidak bisa dinilai dan diukur menggunakan alat-alat teknologi maupun ilmu matematika manusiawi. Pasalnya, jika Allah shubhanahu wata’ala telah memberkahi umur seseorang, misalkan, maka Allah shubhanahu wata’ala akan menjadikan ia orang yang berumur panjang dalam ketaatan dan merasakan manfaat dari amal salehnya terus menerus bahkan bagi orang lain, sehingga seakan-akan ia hidup beratus-ratus tahun. Dan jika Allah memberkahi seorang hamba dalam beramal saleh, ia akan memiliki kekuatan dan semangat dalam menjalankan beragam amal kebajikan yang orang lain tidak mampu dan bermalas-malasan dalam menjalankannya. Begitu pula jika Allah memberkahi kesehatan tubuh seseorang, maka kita akan mendapatinya sebagai sosok muslim dan muslimah yang kuat, tidak mudah sakit. Adapun jika Allah memberkahi harta seseorang, maka Allah akan menumbuhkembangkan hartanya. Allah menanamkan dalam hatinya rasa qanaah. Ia tidak diperbudak oleh hawa nafsu terhadap hartanya. Lalu Allah berikan kemampuan padanya untuk mengelola harta tersebut dalam kebaikan dan ketaatan seperti, mewakafkan dan menyedekahkan sebagian hartanya. Tak hanya itu, Allah juga senantiasa menjadikan semua urusan hartanya mudah baginya. Demikian halnya jika Allah memberkahi anak seseorang, maka Allah akan memberikan kenikmatan kepada orang tuanya dengan kesalehan dan baktinya kepada mereka, senantiasa mendapatkan manfaat dan faedah dari perangai baik anak-anaknya. Dan jika Allah memberkahi istri seorang muslim, maka Allah jadikan senang mata dan hati suaminya tatkala memandang istrinya. Apabila si suami tidak ada di rumah, si istri menjaga amanah kehormatan dan hartanya. Adapun yang dimaksud apabila Allah memberkahi ilmu seseorang, maka Allah jadikan ia orang yang khusyuk dan penuh rasa takwa. Orang-orang yang berada di sekitarnya dapat mengambil manfaat dari kebaikan ilmunya. Materi Khutbah Jumat Jujur itu Berat, tapi Harus! Karena ahli ilmu yang berkah akan senantiasa abadi. Tubuh dan jasad mereka boleh sirna, namun warisan dan peninggalan amal baik dari ilmu mereka senantiasa terpatri dalam hati-hati insani, dan pahala serta ganjaran yang mereka peroleh senantiasa abadi selama-lamanya. Sebagaimana ungkapan sebuah syair dalam kitab As-Suluk fi Thabaqat al-Ulama’ wa al-Muluk karya Bahauddin al-Jundi al-Yamani 1/420, ‌قَدْ ‌مَاتَ ‌قَوْمٌ ‌وَمَا ‌مَاتَتْ ‌مَكَارِمُهُمْ … وَعَاشَ قَوْمٌ وَهُمْ فِي النَّاسِ أَمْوَاتُ “Sungguh ada manusia-manusia yang raganya telah mati namun kemuliaan mereka senantiasa hidup nan abadi, namun juga ada manusia-manusia yang sejatinya ia masih bernyawa akan tetapi orang-orang tidak merasakan akan keberadaannya bagi manusia ia telah mati.” Hadirin kaum Muslimin yang dirahmati Allah Satu hal yang tak kalah penting untuk menjadi perhatian kita bersama, bahwa keberkahan hidup merupakan wujud kasih sayang Allah yang Dia berikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Sebagaimana firman Allah shubhanahu wata’ala dalam Fathir 2, مَا يَفْتَحِ اللّٰهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَّحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا ۚوَمَا يُمْسِكْۙ فَلَا مُرْسِلَ لَهٗ مِنْۢ بَعْدِهٖۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ “Apa saja di antara rahmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia, maka tidak ada yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan-Nya maka tidak ada yang sanggup untuk melepaskannya setelah itu. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” QS. Fāthir 2 Hadirin Kaum Muslimin sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah Mintalah Keberkahan Hidup Kepada Allah Keberkahan juga merupakan sesuatu yang paling didambakan setiap manusia. Tidak ada satu pun makhluk ciptaan-Nya yang tidak butuh keberkahan hidup dari Rabbnya, sampai para Nabi dan Rasul sekalipun mereka senantiasa meminta dan memohon keberkahan kepada Sang Maha Pencipta. Sebut saja Nabiyullah Ayyub alaihissalam yang juga senantiasa melantunkan doa, “Demi Kemulian-Mu diriku tidak pernah merasa luput dari keberkahan yang Engkau berikan.” Juga doa baginda Nabi shallallahu alaihi wasallam, “Ya Allah Ya Rabbku berkahilah semua yang Engkau berikan kepadaku.” Khutbah Jumat Singkat Keutamaan Istighfar dan Rahasianya Dambaan dan kebutuhan makhluk akan berkah Allah tidak lain karena ia bisa menjadi penyebab sekaligus penentu kebahagiaan seseorang di dunia dan akhirat. Keberkahan sejatinya hanyalah dari Allah tabaarakasmu rabbika, tabarakalladzi biyadihi malakutus samawati wal ardh, maka bagi siapa saja yang menginginkannya haruslah memohon kepada-Nya. Selain itu juga, karena Allah merupakan sumber keberkahan hidup, maka tak heran jadilah kitab-Nya kitab yang diberkahi, rasul-Nya rasul yang diberkahi, rumah-Nya Baitullah rumah yang diberkahi, dan waktu dan tempat lain yang Allah khususkan juga merupakan waktu dan tempat yang diberkahi. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Jika Allah Memberkahi Hidup Seseorang Orang yang hidupnya berkah, maka waktu dan kesempatannya menjadi lebih luang, kekuatannya bertambah, hasil-hasil yang diinginkan dan diharapkannya tercapai menjadi kenyataan, juga sering menjumpai keajaiban. Dan sebaliknya, jika seseorang tidak mendapatkan keberkahan dalam hidupnya, bisa jadi ia pergi meninggalkan dunia ini meskipun berumur panjang dan banyak amal namun tanpa bekal hakiki dan manfaat abadi setelah kematiannya. Satu hal lain yang perlu kita sadari bersama, keberkahan itu sejatinya bukanlah terletak di harta yang banyak. Bukan pula di kedudukan yang tinggi. Bukan pula pada anak yang banyak. Bukan juga pada hal-hal yang sifatnya materi. Namun keberkahan hidup sejatinya terletak pada perasaan dan jiwa manusia yang menjadikannya senantiasa berusaha menyucikan dan menata hati. Hidup lebih tenteram. Pikiran lebih tenang. Dan merasa cukup dengan apa yang ia peroleh dari karunia dan ketetapan Allah Rabbul Izzati. Artikel Tsaqafah 8 Cara Agar Pintu Rezeki Penuh Berkah Singkatnya, keberkahan hidup merupakan nikmat dan karunia Allah. Maka barang siapa yang Allah berkahi dari apa-apa yang ia peroleh, maka Allah akan melimpahi hidupnya dengan berbagai manfaat dan kebaikan. Sebaliknya, barang siapa yang Allah cabut keberkahan darinya, maka segala yang ada padanya dan apa ia peroleh tidak lain hanyalah keburukan yang akhirnya menjadikan kehidupannya sengsara. Wal’Iyadzu billah. Bertakwalah kepada Allah dalam meraih keberkahan hidup. Mari jadikan akhirat lebih kita inginkan. Ablaghu hammina. Puncak cita-cita kita daripada kesenangan duniawi, karena setiap tempat itu, dunia dan akhirat, ada penduduknya sendiri-sendiri. Maka jadilah penduduk-penduduk Akhirat. Kuunuu min ahlil akhirah yang diberkahi oleh-Nya. Wallahul Musta’an Wallahu Waliyyut taufiq. Demikian Khutbah Jumat tentang keberkahan hidup yang dapat khatib sampaikan, kita memohon kepada Allah dengan asma’ul husna wa sifatihi al ula, semoga Allah memberkahi penglihatan, pendengaran, kekuatan, keluarga, anak, istri, keturunan, harta, dan ilmu kita dalam keadaan apa pun dan di mana pun kita berada, dan melindungi kita dari sebab-sebab hilangnya keberkahan, Hasbunallah wa ni’mal Wakiil. KHUTBAH KEDUA اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ مَنَّ عَلَى الصَّادِقِيْنَ بِالإِخْلَاصِ، وَرَزَقَهُمُ الْبَرَكَةَ، أَحْمَدُهُ–سُبْحَانَهُ–وَأَشْكُرُهُ عَلَى نِعْمَةِ فَضْلِ الإنْفَاقِ وَالصَّدَقَةِ، وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، جَعَلَ النَّارَ مَثْوَى المُشْرِكِيْنَ الكَفَرَةِ، وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، كَشَفَ زَيْغَ الدَّجَالِيْنَ السَحَرَةِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ ذَوِيْ الْفَضَائِلِ الْمَهَرَة. جَعَلَ اللهُ الأَرْضَ مُسْتَقِراً لِحَيَاةِ العِبَادِ وَبَارَكَ فِيْهَا وَعَمَّرَهَا بِالْخَيْرَاتِ قَالَ تَعَالَى وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا اِصْطَفَى اللهُ تَعَالَى أَنْبِيَائَهُ وَأَنْعَمَ عَلَيْهِمْ بِالْبَرَكَةِ فِيْ حَيَاتِهِمْ وَأَعْمَالِهِمْ ، وَالْبَرَكَةُ تَعْنِيْ اَلنَّمْوَ وَالاِزْدِهَارَ، إِذًا حَلَّتْ فِيْ قَلِيْلٍ كَثَّرَتْهُ وَإِذَا قَرَّتْ فِيْ مَكَانٍ ظَهَرَ أَثَرُهَا وَفَاضَ خَيْرُهَا وَعَمَّ نَفْعُهَا اَلْمَالَ وَاْلوَلَدَ وَالْوَقْتَ وَاْلعِلْمَ وَالْعَمَلَ وَالْجَوَارِحَ. جَعَلَ اللهُ اَلْبَرَكَةَ فِيْ الْبَيْتِ اَلْعَتِيْقِ وَطَيِّبَةِ الطَّيِّبَةِ وَالْمَسْجِدِ الْأَقْصَى وَمَا حَوْلَهُ قَالَ تَعَالَى إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ اجْعَلْ بِالْمَدِينَةِ ضِعْفَيْ مَا جَعَلْتَ بِمَكَّةَ مِنَ الْبَرَكَةِ، وَقَالَ تَعَالَى سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا. اَللَّهُمَّ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالِإكْرَامِ، إنَّا نَسْأَلُكَ بِأَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ اَلْأَحَدُ اَلصَّمَدُ اَلَّذِيْ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ اَللَّهُمَّ اكْتُبْ لَنَا مِنَ البَرَكَةِ وَالتَّوْفِيْقِ أَوْفَرَ الْحَظِّ وَأَتَمَّ النَّصِيْبِ. اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ أَعْمَارِنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِيْ أَعْمَالِنَا، اللَّهُمَّ وَبَارِكْ لَنَا فِيْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَاتِنَا، اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ أَمْوَالِنَا وَفِيْ أَوْقَاتِنَا، اللَّهُمَّ وَبَارِكْ لَنَا فِيْ صِحَتِنَا وَعَافِيَّتِنَا، وَاجْعَلْنَا مُبَارَكِيْنَ أَيْنَمَا كُنَّا. اللَّهُمَ قَنِّعْنَا بِمَا رَزَقْتَنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِيْهِ، اللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، اللَّهُمَّ أَصْلِحْ قُلُوْبَنَا وَأَعْمَالَنَا وَأَحْوَالَنَا، اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اللَّهُمَّ ارْفَعِ البَلَاءَ عَنِ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ، اَللَّهُمَّ احْقِنْ دِمَاءَ اْلمسلمينَ، وَاحْفَظْ عَلَيْهِمْ دِيْنَهُمْ وَأَمْنَهُمْ وَأَعْرَاضَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ اكْفِنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ شَرَّ الْأَشْرَارِ وَكَيْدَ الْفُجَّارِ، اَللَّهُمَّ وَلِّ عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ خِيَارَهُمْ وَاكْفِهِمْ شِرَارَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ اَلذِيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَيُقَاتِلُوْنَ أَهْلَ دِيْنَكَ اَللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِهِمْ فَإِنَّهُمْ لَا يُعْجِزُوْنَكَ، اَللَّهُمَّ أَنْزِلْ بِهِمْ بَأْسَكَ الَذِيْ لَا يُرَدُّ عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِيْنَ يَا قَوِيُّ يَا عَزِيْزُ، اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِيْ الْأَوْطَانِ وَالدَّوْرِ، وَاصْرِفْ عَنَّا الْفِتَنَ وَالشُرُوْرَ، وَأَصْلِحْ لَنَا الْأَئِمَةَ وَوُلَاةَ الْأُمُوْرِ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وُلَاةَ أَمْرِنَا بِتَوْفِيْقِكَ وَأَيِّدْهُمْ بِتَأْيِيْدِكَ وَاجْعَلْهُمْ مِنْ أَنْصَارِ دِيْنِكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَاْلإِكْرَامِ، اَللَّهُمَّ ارْزُقْهُمْ بِطَانَةَ الصَّلَاحِ وَأَهْلِ الْخَيْرِ، وَأَبْعِدْ عَنْهُمْ أَهْلَ الزَّيْغِ وَالْفَسَادِ، اَللَّهُمَّ مَنْ أَرَادَنَا وَأَرَادَ دِيْنَنَا وَبِلَادَنَا بِسُوْءٍ اَللَّهُمَّ فَأَشْغِلْهُ بِنَفْسِهِ وَاجْعَلْ كَيْدَهُ فِيْ نَحْرِهِ وَاجْعَلْ تَدْبِيْرَهُ تَدْمِيْراً عَلَيْهِ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَواتِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ ربِّ العالمينَ. Download PDF Materi Khutbah Jumat Singkat Ilmu Meraih Keberkahan Hidup di sini DOWNLOAD PDF Semoga bermanfaat! By Jumat, 30 Mei 2014 pukul 100 pmTerakhir diperbaharui Senin, 20 Oktober 2014 pukul 413 pmTautan Khutbah Jumat oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Khutbah Jumat ini adalah yang disampaikan di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, pada Jumat, 30 Rajab 1435 / 30 Mei 2014. Dalam khutbah ini, Ustadz Badrusalam menyampaikan materi tentang “Pahamilah Hakikat Kehidupan Dunia dengan Benar“. Mari download khutbah Jumat yang singkat ini dan raihlah manfaat yang banyak bagi dunia dan akhirat kita insya Allah. [sckonten-alamat-masjid-al-barkah] Ringkasan Khutbah Jumat Memahami Hakikat Kehidupan Dunia dengan Benar! إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ، وَنَسْتَعِينُهُ، وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلا هَادِيَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ آل عمران ١٠٢. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً [النساء١]. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً [الأحزاب٧٠-٧١]. أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرُ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وآله وَسَلَّمَ ـ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ. Ummatal Islam, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan agama ini, memberikan kemashlahatan kepada manusia. Allah mengutus para rasul, menurunkan kitab-kitab suci untuk menolak mudharat dari kehidupan mereka. Karena Allah mensifati dirinya dengan Maha kasih sayang, berarti syariatnya penuh dengan kasih sayang, perintah dan larangannya pun penuh dengan kasih sayang, dan semua takdir dan ketentuannya juga penuh dengan kasih sayang. Di dalam hadits qudsi, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman إِنَّ رَحْمَتِي سَبَقَتْ غَضَبِي “Sesungguhnya rahmat dan kasih sayangku, mendahului kemurkaanku.” HR Al-Bukhari dan Muslim Ummatal Islam, di antara kasih sayang yang Allah berikan kepada kita yaitu dengan dijadikannya untuk kita para rasul, dan diturunkan kepada kita kitab-kitab yang mana dengannya kita bisa masuk ke dalam surga. Dan Allah mengingatkan tentang hakikat kehidupan dunia di dalam firmannya أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرّاً ثُمَّ يَكُونُ حُطَاماً وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ “Bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak. Seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” QS Al-Hadid [57] 20 Di dalam ayat ini Allah mengingatkan kita bahwa kita hidup di dunia ini tidaklah lama dan bahwasanya dunia itu akan hancur. Semua yang ada di dalamnya akan hancur. Maka dari itu Al-Qur’an memberikan kepada kita kebahagiaan agar manusia bisa bahagia baik itu di dunia maupun di akhirat. Orang yang berakal dan berfikir tentang hakikat kehidupannya di dunia niscaya akan bersiap-siap untuk menuju kematiannya tersebut. Tetapi orang yang tidak menggunakan akal pikirannya, maka niscaya ia akan tertipu dengan kesenangan dan gemerlapnya dunia, ia disibukkan untuk mengejar dunia. Hingga ketika ajal menjemputnya, ia tidak siap, dan yang ada hanya penyesalan. Karena kematian itu tidak bisa dimundurkan. Dan seterusnya….. Silakan simak dan download khutbah Jumat yang bermanfaat ini, yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Dengarkan dan Download Khutbah Jumat Masjid Al-Barkah Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc – Pahamilah Hakikat Kehidupan Dunia dengan Benar Podcast Play in new window DownloadSubscribe RSS Mari raih kebaikan dengan membagikan link download khutbah Jumat ini kepada saudara-saudara kita, baik file hasil downloadnya maupun melalui akun Facebook, Twitter, dan Google+ kita. Semoga bermanfaat, jazakumullah khairan. إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا Yaa Ma’asyiral Muslimin Rakhimakumullah… Marilah kita memanjatkan segala Puji dan Syukur atas kehadirat Allah SWT dengan nikmatnya dan hidayahnya kita dapat berkumpul disini menunaikan sholat Jumat berjamaah. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam yang telah menyampaikan Agama yang sempurna kepada umat manusia. Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang selalu berpegang teguh dengan sunnah Beliau hingga ajal menjemput kita. Yaa Ma’asyiral Muslimin Rakhimakumullah… Jika menelaah fenomena yang terjadi sekarang nampak secara terang berbagai kerancuan dalam kehidupan manusia. Seakan manusia telah kehilangan arah dan orientasinya Siapa yang menciptakan?, untuk apa ia diciptakan?, dan kemana ia akan kembali?. Benar yang diakatan seorang filsuf Islam Syed Muhammad Naquib al-Attas, masalah umat sekarang adalah loss of adab atau hilangnya adab manusia, hilang adab kepada Allah, hilang adab terhadap sesamanya dan hilang adab kepada dirinya sendiri. Permasalahan yang terjadi sekarang bisa diurai secara perlahan, jika meresapi kembali pertanyaan diatas maka yang akan terjadi adalah kesadaran manusia yang penuh dalam menginsafi hidupnya sehingga akan memberikan ketenangan jiwa pada dirinya bukan kerancuan yang melanda jiwanya. Pada khutbah Jum’at kali ini khotib akan menjawab satu persatu dari pertanyaan diatas, “siapakah pencipta manusia?” Allah berfirman Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. Az-Zumar 62 Jika manusia sadar dan menginsafi kembali siapa yang menciptakannya, maka ia akan mengakui bahwa Allah adalah pemilik semua yang dia punya kemudian dia merasa bahwa Allah hanyalah satu-satunya penolong baginya. Secara lisan mungkin kita mengakui itu semua sebagai hal yang mutlak, tetapi apakah dalam penerapan kehidupan kita semua sudah bersandar bahwa Allah satu-satunya pencipta?, satu-satunya penolong? dan satu-satunya yang pantas di-tauhid-kan?, marilah kita sejenak merenungi ini. Kemudian jika rasa kesadaran ini dibangun kembali dalam benak pikiran dan hati manusia niscaya akan tumbuh kembali dan menguat kembali rasa ke-tauhid-an kepada Allah. Ia sadar dan mengakui dirinya adalah lemah dan tiada sekutu baginya. Dan menanamkan kembali rasa Tauhidullah dalam hati. Yaa Ma’asyiral Muslimin Rakhimakumullah… Kemudian Khotib melanjutkan pada pertanyaan kedua yaitu “untuk apa manusia diciptakan didunia ini?”. Allah berfirman Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Adz-dzariyat56 Ayat ini adalah jawaban yang sangat telak kepada manusia bahwa tidaklah Allah ciptakan manusia kecuali hanya untuk beribadah, berarti tujuan utama manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah. Dalam membahas mengenai Ibadah, diartikan sebagai menghamba atau mempersembahkan segala sesuatu hanya kepada Allah, itulah ibadah. Ibadah bukan terbatas di masjid saja, terbatas ibadah ritual saja, tetapi Ibadah adalah totalitas kehidupan dalam segala aspek selama itu mengerjakan yang baik dan diniatkan hanya untuk Allah semata. Bukan berarti Ibadah itu hanya sholat, zakat, puasa haji saja, tetapi segala aspek dalam kehidupan adalah ibadah jika diniatkan kepada Allah. Seorang suami berangkat ke tempat kerja untuk menafkahi keluarganya dibarengi dengan niat tulus karena Allah itu adalah Ibadah. Seorang murid yang berangkat sekolah dan menuntut ilmu itulah Ibadah, seorang pedagang yang berangkat dari rumah menuju pasar untuk menjajakan dagangannya dengan jujur dan niat tulus karena Allah itulah Ibadah; dsb. Maka dari itu jangan sampai kita membatasi diri dalam membahas Ibadah hanya dalam ritual saja tetapi Ibadah adalah seluruh totalitas dalam kehidupan jika menggunakan cara yang baik dan niat karena Allah. Yaa Ma’asyiral Muslimin Rakhimakumullah… Mengapa Allah menggariskan penciptaan manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya?, karena Allah menginginkan manusia selalu menjaga fitrah kesuciannya. Kullu Mauludin Yuladu Alal Fitrah. Setiap yang berasal dari Allah adalah fitrah, jika kita mengingat kembali perjanjian agung kita kepada Allah ketika Allah menanyakan “alastu birobbikum?, kita seraya menjawab “balaa..syahidna”, inilah perjanjian yang boleh disebut “mitsaqon gholizho”. Kita mengakui Allah sebagai Tuhan kita dan kita menjawab seraya dengan tegas “kami setuju dan menjadi saksi”. Disinilah seluruh manusia diberikan fitrah dengan mengakui Allah sebagai pencipta. Kemudian setelah persaksian tersebut manusia dilahirkan ke dalam dunia ini, dan setiap manusia pasti mempunyai salah atau silap dan disinilah fungsi Ibadah agar selalu menjadi “Tazkiyatun Nafs”atau pembersihan jiwa. Apabila manusia selalu membersihkan dirinya, jiwanya dan hatinya maka dalam proses ini akan membentuk hati yang selamat yaitu “Qolbun Salim”. Selanjutnya implikasi dari hati yang selamat ini akan memberikan ketenangan jiwa yaitu “Nafsul Muthmainnah” jiwa yang tenang karena telah terproses dengan ibadah, tazkiyatun nafs, mempunyai qolbun salim kemudian mencapai pada jiwa yang tenang Nafsul Muthmainnah. Yaa Ma’asyiral Muslimin Rakhimakumullah… Kemudian melanjutkan pada pertanyaan yang ketiga, “kepada siapa kita akan kembali?”. Apabila manusia sudah merasakan ketenangan jiwa karena tertanam “nafsul muthmainnah”, ingatlah Allah telah menyiapkan panggilan dengan panggilan spesial, panggilan kembali dengan panggilan “Yaa Ayyatuhan nafsul muthmainnah irji’i ila robbiki rodhiyatan mardhiyah fadkhulii fii ibaadii wadkhulii jannatii” Al-Fajr 27-30. 27. Hai jiwa yang tenang. 28. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. 29. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, 30. masuklah ke dalam syurga-Ku. Al-Fajr 27-30 Inilah ayat yang menjawab pertanyaan ketiga. Semua manusia akan kembali pada Allah tetapi kita akan kembali dalam keadaan bagaimana?, sedangkan Allah telah memerintahkan kepada jiwa yang tenang untuk memasuki surganya, adakah pilihan kembali lebih baik selain surga?, marilah kita renungkan bersama. Penjelasan di atas jika dikaitkan dengan kalimat “Innalillahi wa inna ilaihi rooji’uun” mempunyai keterikatan yang sangat erat. Singkatnya manusia itu milik Allah dari Allah dan manusia akan kembali seluruhnya kepada Allah. Manusia tercipta karena Allah, manusia hidup di dunia beribadah kepada Allah dan manusia kembali setelah menjalani kehidupan kepada Allah. Dari Allah, milik Allah dan kembali kepada Allah. Inilah konsep dasar manusia yang perlu kita insyafi kembali agar hidup kita sesuai dengan orientasi dari islam yang telah Allah gariskan, supaya manusia terbebas dari kerancuan dunia dan menjalani hidup dengan hati yang selamat dan kembali kepada Allah dengan keadaan jiwa yang tenang. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ Khutbah Kedua الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ اَمَّا بَعْدُ أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِـيْمِ الَّذِيْ لَااِلَهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، وبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ إِنَّانَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنَّانَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِنَا وَدُنْيَانَا وَأَهْلِنَا وَمَالِنَا، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِنَا، وآمِنْ رَوْعَاتِنَا، اللَّهُمَّ احْفَظْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيْنَا، ومِنْ خَلْفِنَا، وَعَنْ يَمِيْنِنَا، وَعَنْ شِمَالِنَا، وَمِنْ تَحْتِنَا، وَمِنْ فَوْقِنَا، وَ نَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أنْ نُغْتَالَ مِنْ تَحْتِنَا. اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ، وَالجُنُوْنِ، وَالْجُذَامِ، وَسَيِّئِ الأَسْقَامِ اللَّهُمَّ أَعِزَّاْلإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَصْلِحْ وُلاَةَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ وَوَفِّقْهُمْ لِلْعَمَلِ بِمَا فِيْهِ صَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ رَبَنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكِ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. Sumber